Selasa, 13 Agustus 2013

Someone Like Me



Pagi itu mentari menyinari bumi untuk menambah agungnya keindahan bumi, tempat tinggal makhluk ciptaan-Nya. Berawal dari kesengajaan, aku dan teman-temanku pergi ke sebuah kolam renang yang sangat terkenal di kabupaten tempat tinggal kami. Dengan suasana hati yang malu karna habis dimarahi orang tua di depan teman-teman. Aku tetap berangkat menuju rencana kami. Setelah kami ganti baju, “may ada nana, may?” tanya temanku setelah melihat suasana kolam renang. “nana sapa? Cowo apa cewe?” tanggapnya sembari membetulkan penampilannya. Mendengar nama itu, aku langsung negatif thinking. “cowo” ujarnya.
Setelah lama berenang-renang, kelompok nana ikut gabung dengan kami. Suasana yang sedari tadi nyaman dan bagus untuk aku bisa belajar renang menjadi kacau dengan permainan kejar-kejaran di air maupun lainnya.
Saat itu sangatlah bahagia, berkumpul dengan teman-teman, bercanda ria dan tanpa adanya perbedaan di antara kita.
Di saat suasana yang gembira ini, ia menunjuk-nunjuk ke arahku dan berbisik pada temannya. Merasa tak ada yang salah maka aku biasa saja. Namun apa yang temannya bilang? Dia suka aku???
Setelah selesai, kami pulang bersama dengan  jalan kaki. Suasana menjadi semakin datar di tengah rintik-rintik hujan yang sedang turun. Meskipun ia suka denganku namun aku tetap diam tanpa ada kata balasan dan canggung karna aku tak mengerti dan ia juga tak pernah bilang langsung ke aku.
Hujan kini mulai reda, kami duduk di pinggir jalan berseberangan. Jalan masih sepi sehabis hujan. Di antara kami mulai mengobrol. Sepertinya, ia hanya diam mendengarkan orang lain bicara, sama sepertiku. Aku hanya memperhatikan saja. Rasanya senang saat ada orang yang bilang bahwa ada yang menyukaiku karna selama ini yang ada hanyalah cacian dan ejekan pada fisikku.
Day by day, ternyata ia juga bersekolah di MHM. Namun kelasnya masih di bawahku. Ia juga bersaudara dengan ayu (sri wahyuni). Aku tak tau apa aku berpacaran dengannya atau tidak karna itu tak penting.
Setiap aku jalan di depan rumahnya, aku malu dan hanya menunduk.
Ia hanya adik kelas yang berbeda beberapa tahun dariku. Berkulit hitam manis dan baik.
Tiba-tiba ia pergi dengan keluarganya ke jakarta tuk bekerja. Saat itulah aku tak pernah mengharapkannya dan memikirkannya lagi. Obrolan aku dengan ayu tentang ia pun terhapus begitu saja. Hanya ada tentang pelajaran dan mainan.
Kini cerita itu telah lama dan terhapus begitu saja namun ketika aku bertemu dengan aryati habis pulang sekolah. Ia bercerita tentangnya. Katanya ia sekarang berubah, ganteng, tak hitam lagi kulitnya, terus kemarin juga ia ketemu dengannya, ia sudah bekerja dan ia kerenlah. Aku hanya mendengarkannya saja. Tetapi, “kamu pacarnya, kan, din?”. Sontak aku kaget, tak bisa bicara apa apa hanya diam (?). “darimana kau tau?” “aku tau, saat kamu cerita dengan ayu tentangnya, aku juga kata ayu”. Jawaban yang belum tentu benar bahwa aku pacarnya karna aku tak tau statusku. Goodbye My Love.