Pagi itu mentari
menyinari bumi untuk menambah agungnya keindahan bumi, tempat tinggal makhluk
ciptaan-Nya. Berawal dari kesengajaan, aku dan teman-temanku pergi ke sebuah
kolam renang yang sangat terkenal di kabupaten tempat tinggal kami. Dengan
suasana hati yang malu karna habis dimarahi orang tua di depan teman-teman. Aku
tetap berangkat menuju rencana kami. Setelah kami ganti baju, “may ada nana,
may?” tanya temanku setelah melihat suasana kolam renang. “nana sapa? Cowo apa
cewe?” tanggapnya sembari membetulkan penampilannya. Mendengar nama itu, aku
langsung negatif thinking. “cowo” ujarnya.
Setelah lama
berenang-renang, kelompok nana ikut gabung dengan kami. Suasana yang sedari
tadi nyaman dan bagus untuk aku bisa belajar renang menjadi kacau dengan
permainan kejar-kejaran di air maupun lainnya.
Saat itu
sangatlah bahagia, berkumpul dengan teman-teman, bercanda ria dan tanpa adanya
perbedaan di antara kita.
Di saat suasana
yang gembira ini, ia menunjuk-nunjuk ke arahku dan berbisik pada temannya. Merasa
tak ada yang salah maka aku biasa saja. Namun apa yang temannya bilang? Dia
suka aku???
Setelah selesai,
kami pulang bersama dengan jalan kaki. Suasana
menjadi semakin datar di tengah rintik-rintik hujan yang sedang turun. Meskipun
ia suka denganku namun aku tetap diam tanpa ada kata balasan dan canggung karna
aku tak mengerti dan ia juga tak pernah bilang langsung ke aku.
Hujan kini mulai
reda, kami duduk di pinggir jalan berseberangan. Jalan masih sepi sehabis
hujan. Di antara kami mulai mengobrol. Sepertinya, ia hanya diam mendengarkan
orang lain bicara, sama sepertiku. Aku hanya memperhatikan saja. Rasanya senang
saat ada orang yang bilang bahwa ada yang menyukaiku karna selama ini yang ada
hanyalah cacian dan ejekan pada fisikku.
Day by day,
ternyata ia juga bersekolah di MHM. Namun kelasnya masih di bawahku. Ia juga
bersaudara dengan ayu (sri wahyuni). Aku tak tau apa aku berpacaran dengannya
atau tidak karna itu tak penting.
Setiap aku jalan
di depan rumahnya, aku malu dan hanya menunduk.
Ia hanya adik
kelas yang berbeda beberapa tahun dariku. Berkulit hitam manis dan baik.
Tiba-tiba ia
pergi dengan keluarganya ke jakarta tuk bekerja. Saat itulah aku tak pernah
mengharapkannya dan memikirkannya lagi. Obrolan aku dengan ayu tentang ia pun
terhapus begitu saja. Hanya ada tentang pelajaran dan mainan.
Kini cerita itu
telah lama dan terhapus begitu saja namun ketika aku bertemu dengan aryati
habis pulang sekolah. Ia bercerita tentangnya. Katanya ia sekarang berubah,
ganteng, tak hitam lagi kulitnya, terus kemarin juga ia ketemu dengannya, ia
sudah bekerja dan ia kerenlah. Aku hanya mendengarkannya saja. Tetapi, “kamu
pacarnya, kan, din?”. Sontak aku kaget, tak bisa bicara apa apa hanya diam (?).
“darimana kau tau?” “aku tau, saat kamu cerita dengan ayu tentangnya, aku juga
kata ayu”. Jawaban yang belum tentu benar bahwa aku pacarnya karna aku tak tau
statusku. Goodbye My Love.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
NAMA :
TEMPAT TINGGAL :
KOMENTAR :