Minggu, 17 November 2013

Something Wrong


Enam tahun yang lalu, aku bertemu dengan orang yang seumuran denganku. Menurutku (saat pertama kali melihatnya), ia orang yang baik, ganteng, tinggi, berkarisma, pintar, berpandangan luas dan seperti orang jepang. Ia selalu tegas dan berwibawa saat memimpin jalannya upacara. Terkadang berkeliling di sekitar halaman yang sering kulalui. Namun aku tak peduli dengannya, karena aku lebih tertarik dengan seseorang yang kutemui di beberapa bulan terakhir awal tahunku.
Tiga tahun kemudian, aku masuk di sekolah yang tak terfikir olehku bahwa ia ada di situ. Mengingat bahwa tahun di bawahku tidak baik, aku selalu berfikir negatif tentang mereka. Terlihat cuek dan malu ketika masuk dengan tahun yang sama seperti adik kelasku. Melewati dan menghadapinya adalah masa tersulit dan penuh kebohongan dalam hidup yang tak pernah terfikir olehku. Namun aku harus melawan peristiwa itu. Ia berada di kelas yang berbeda denganku. Ia juga selalu melewati kelasku. Namun yang terfikir olehku hanyalah “ingin berteman dan mengetahui sifatnya lebih dalam”.
Setelah keinginan dan hati berkecamuk, aku bermimpi sekelas dengannya di tahun kedua tapi aku tak merasakan dan menyesal dalam mimpiku. Lalu mimpi itu menjadi nyata seperti yang sekarang aku lalui. Awalnya mungkin terasa senang karena bisa sekelas dengannya. Tetapi itu merupakan bom atom bagiku. Pasalnya, ketika ia memanggil atau dekat denganku maka aku akan melakukan hal-hal yang sangat membuatku malu ataupun tak berguna bagi hariku pada saat itu. Seperti saat kemarin, saat bu Bio memanggil namaku untuk membaca dan menjawab soal ketika itu ia mengatakan “Dini Indah Sekali atu Lestari” yang jelas aku tak fokus,bad mood dan melakukan salting/ hal yang salah dan tidak seharusnya dilakukan langsung seketika itu. Di samping itu pula, ia selalu connect yang tidak pantas dan kadang selalu melakukan hal-hal yang aneh dan tak berguna untuk dilihat atau dilakukan.
Aku dan dia adalah tanpa hubungan special. Kami hanya sebatas teman dan tak akan pernah lebih dari itu. Aku hanyalah memperhatikan dan melihat dia sebagai teman. Kami tak pernah berkontak dan menjalani hidup kami masing-masing. Tanpa adanya rasa penasaran dan berbagi dalam hal apapun. Kau adalah salah satu hal terburuk yang ada di dalam kehidupanku dan mimpiku. Namun aku bersyukur telah mengenal dirimu yang sebenarnya.
 J L  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NAMA :
TEMPAT TINGGAL :
KOMENTAR :